JANGAN PASUNG GAJI BURUH DENGAN SKB 4 MENTERI

Dapatkah engkau mendengar tangisan dan ratapan kesedihan ini ??
Dapatkah engkau mendengar rintihan ini ??
Ataukah dirimu bangga dengan kekuasaan dan tidak memperhatikan tangan-tangan yang terjulur atau jeritan seorang miskin yang hidup menderita ini ???

Dalam menggambarkan babak ini, aku (penulis) tidak tahu dalam golongan mana pembaca bermasyarakat. Penulis tahu pembaca tentunya mempunyai lapangan masyarakat sendiri-sendiri. Dan penulis (aku) yakin bahwa pembaca tentunya mempunyai pendapat sendiri-sendiri tentang SBK 4 menteri ini.

Terbayang dalam kayal ku (penulis), riwayat ini terjadi dalam suatu kehidupan masa kini. Masa kehidupan ekonomi yag serba sulit, mengharuskan buruh untuk mengencangkan ikat pinggangnya lebih keras lagi. Kenaikan upah buruh yang seenak udelnya di tentukan majikan, merupakan keputusan terberat. Seolah-olah kaum buruh semakin sulit menghirup udara fana.

Disudut lain, majikan sebagai kaum kapitalis sangat diuntungkan. Alih-alih untuk menyelamatkan kaum marginal dari pemutusan tenaga kerja. Gaji buruh dipasung!! Inilah bentuk lain dari neo-kolonialisme.

Kalau boleh ku berterus-terang, akan kukatakan kepada mu bahwa Aku benci kapitalisme!! kolonialisme!! dan berbagai bentuk sejenisnya. Seperti tak sukanya aku pada setan-setan yang mengganggu jalan hidupku sehari-hari.

Pembaca yang berbudi, kurasa tak ada kata-kata lain yang layak dan pantas kuucapkan. Oleh karenanya apabila dalam tulisanku ini terdapat kata-kata yang kurang menyenangkan hati pembaca, sudilah engkau memaafkannya.

Akhirul kata aku mengharap kesudianmu memaklumi segala pendapatku.