DONGENG NENEK TENTANG NASIB MBAH SURIP DAN GOMBLOH




"Dengar... dengarlah... dongeng dimalam ini... kan ku buka potret lama yang masih terpahat dihati... yang masih tergambar di ujung mata.. tentang nasib mbah surip dan gombloh..."


Garis nasib yang sama; sama-sama arek Jawa Timur, sama-sama pernah hidup menggelandang, sama-sama bersusah-susah dahulu dan bersenang-senang kemudian, sama-sama berwajah rentah, selain itu sama-sama meninggal diusia ke-emasan. Begitulah kesamaan keduanya.

.............................................

Sekitar th.1980-an, dengan bekal dari menjual celan bekas miliknya, mbah Surip membulatkan tekad mencoba peruntungan di Jakarta. Hidup menggelandang seperti gombal gak laku, mbah Surip bertahan. Antara Bulungan, Taman Ismail Marzuki dan Pasar Seni Ancol. Saking gak punya duitnya, ia selalu datang kerumah teman-temannya ketika jam-jam makan. Untuk mendapatkan makan tentunya.

Begitu pula Gombloh, hidup lantang-lantung di komunitas kesenian, siang-malam nongkrong di Bengkel Muda dan Dewan Kesenian Surabaya, ngamen sana-sini. Demi sesuap nasi. Dan karena sering absen, Gombloh di DO (Drop Out) dari tempat kuliahnya ITS (Institut Tekhnologi Surabaya).

..............................................

Secara fisik, tongkrongan keduanya nyaris serupa. Sama-sama berambut panjang, satu gimbal dan yang lain panjang tak terurus. Berpenampilan sekenanya, komprot dan cuek. Wajah pas-pasan, jauh dari kesan kinclong, raut keriput karena termakan usia.

Ada yang menilai, secara talenta, mendiang Gombloh lebih baik di atas Mbah Surip. Suara "ompong" mendiang Gombloh lebih berwarna, banyak lagu bermutu lahir darinya. Lagu " Kebyar-kebyar" yang sering dikumandangkan, lagu "Hong Wila Heng", lagu "kugadaikan Cintaku" sering diputar diradio-radio sampe sekarang, Bahkan 10 album telah ia keluarkannya bersama Nirwana Record, Surabaya.

Kabar terbaru dari Mbah Surip, sudah merilis beberapa lagu, selain lagu "tak gendong". Lagu "bangun tidur" sedang dibuat video klipnya. Lagu" tak gendong"nya telah meraup rezeki Rp. 5 miliar.

Kesamaan keduanya adalah Lirik-lirik lagu yang tidak biasa, slengekan, spontan dan ceplas-ceplos.

sayang, ketika akan meraup rezeki berlimpah, keduanya keburu meninggal dunia.

em>